√ Simulasi Peristiwa Di Sekolah, Kemendikbud Libatkan Taruna Siaga Bencana

 Isu kebencanaan masih menjadi topik yang urgen untuk terus digaungkan √ Simulasi Bencana di Sekolah, Kemendikbud libatkan Taruna Siaga Bencana

Isu kebencanaan masih menjadi topik yang urgen untuk terus digaungkan. Mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan akan banyak sekali peristiwa khususnya musibah maka diharapkan sosialisasi pengetahuan atas kebencanaan itu sendiri sedini mungkin dan secara menyeluruh.

Berangkat dari fakta tersebut, Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet Terbatas beberapa waktu kemudian mendesak kementerian terkait yakni Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk segera merealisasikan aktivitas yang berkaitan dengan peristiwa sehingga pendidikan kebencanaan tersistem dengan baik di seluruh sekolah.

Kemensos sebagai kementerian utama dalam duduk kasus penanggulangan peristiwa akan bekerja sama dengan Kemendikbud dalam mengimplementasikan pendidikan kebencanaan di sekolah. “Di satu sisi Mensos mempunyai tenaga pelatih dan tutor yang banyak yaitu dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), sementara Kemendikbud mempunyai subjek yang bisa digarap yaitu sekolah dan siswa. 

Maka jikalau ini dipadukan akan menjadi kekuatan yang sinergis antara dua kementerian,” tutur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, di Kantor Kemendikbud pada Kamis siang (17/1/2019).

Senada dengan Mendikbud, Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa dalam menindaklanjuti isyarat Presiden, pihaknya akan segera merealisasikan aktivitas mitigasi peristiwa dengan Kemendikbud. “Didalamnya ada pelatihan, pendidikan, berkaitan dengan kerawanan terhadap potensi bencana,” katanya antusias.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kerja sama dengan Kemendikbud nantinya akan melibatkan para relawan dan tenaga sukarela di bawah kewenangan Kemensos. “Kami yang punya para relawan selanjutnya Kemendikbud melalui sekolah-sekolahnya memperlihatkan kesempatan bagi para Tagana memperlihatkan pelatihan-pelatihan dan simulasi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana,” katanya.

Mendikbud pada kesempatan yang sama memberikan bahwa aktivitas ini selain melibatkan Tagana, juga akan melibatkan pihak lain yang sudah terdidik dan berpengalaman dalam hal kebencanaan. “Kita ajak tim nasional, BNPB, juga tim-tim relawan nasional yang sudah bergabung yang sudah well organized dan sudah punya pengalaman, dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu usang masuk dalam salah satu aktivitas kita,” katanya.

Menjawab pertanyaan wartawan wacana sekolah mana saja yang akan menerima pembekalan kebencanaan ini, Mensos menyampaikan bahwa aktivitas ini diperuntukkan untuk seluruh sekolah. “Dalam waktu akrab akan ada simulasi nasional kebencanaan serempak. Namun untuk waktunya masih kita cari, untuk semua jenjang, semua komponen masyarakat, dan memang (dilibatkan pihak) terutama yang menjadi titik tumpu di sekolah,” ungkap Mendikbud memberi gambaran.

Ke depan, Kemensos yang telah mempunyai data kawasan rawan peristiwa akan berkoordinasi dengan Kemendikbud biar aktivitas ini sanggup dijalankan pada sekolah-sekolah di lokasi tersebut. Adapun aktivitas yang dilaksanakan dibagi menjadi tiga kepingan yaitu pembekalan yang sifatnya informasi, teknik antisipasi dan penanganan bencana, serta simulasi yang melibatkan guru maupun organisasi intra sekolah ibarat Korps Sukarelawan Sekolah, Palang Merah Sekolah dan Pramuka.

Tagana yaitu suatu organisasi sosial yang bergerak dalam bidang penanggulangan musibah dan peristiwa sosial yang berbasiskan masyarakat. Pembentukan Tagana merupakan suatu upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan generasi muda dalam banyak sekali aspek penanggulangan bencana, khususnya yang berbasis masyarakat. Keberadaan Tagana selama sekitar empat tahun ini telah banyak melaksanakan kegiatan kemanusiaan dalam peristiwa dan kegiatan kesejahteraan sosial yang jadinya menjadi salah satu organisasi yang diterima oleh masyarakat.

Selain itu hampir semua anggota Tagana telah mengikuti pembinaan di bidang penanggulangan peristiwa dan bidang kesejahteraan social sehingga menyebabkannya bisa melaksanakan aneka peranan di bidang penanggulangan bencana. Sebagai suatu organisasi, Tagana bisa membuatkan aktivitas dan kegiatannya secara berkelanjutan.

“Jumlah Tagana saja ketika ini ada sekitar 40.000 tapi sebab alokasi pembentukan Tagana per tahun itu ada batasannya, sementara ekspresi dominan masyarakat untuk menjadi kepingan dari Tagana itu besar sekali maka kami bentuk apa yang disebut Relawan Tagana dan Sahabat Tagana. 

Relawan Tagana dan Sahabat Tagana berbeda dengan Tagana Inti sebab Tagana Inti diberikan pembinaan kedisiplinan serta pembinaan lain yang lebih menyeluruh dan teknis wacana kebencanaan. Jumlah Relawan Tagana dan Sahabat Tagana sekitar 65.000, jadi total keluarga besar Tagana bisa mencapai 100.000 orang di Indonesia,” kata Mensos di final sesi wawancara. (Denty Anugrahmawaty)

Belum ada Komentar untuk "√ Simulasi Peristiwa Di Sekolah, Kemendikbud Libatkan Taruna Siaga Bencana"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel